Musibah banjir, tanah longsor, gempa bumi, hingga pandemi virus corona belum beranjak dari Tanah Air, Indonesia. Agar kita semua kuat melaluinya, mari bersama-sama membaca beberapa doa saat tertimpa musibah berikut ini.
Cobaan dan musibah adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh manusia di dunia. Musibah menjadikan kita sebagai sosok yang lebih kuat dan tentunya akan menaikkan derajat manusia di mata Tuhan.
Selain itu, Allah SWT menciptakan musibah sebagai ujian untuk umatnya agar kembali padaNya. Namun, meski Allah SWT menurunkan musibah untuk umatnya, namun Allah SWT juga menurunkan kemudahan dan banyak bantuan bagi umatnya agar bisa melalui musibah tersebut.
(Nabi Isa) menjawab: “Amin. Amin. (Tapi) sungguh, akan kukatakan kepada kalian, bahwa Allah tidak akan membiarkan satu batu pun di masjid ini berdiri kokoh, kecuali Dia akan menghancurkannya sebab dosa-dosa penduduknya. Sesungguhnya, Allah tidak menjadikan sesuatu (yang berharga) dengan emas, perak, dan bebatuan (di masjid) ini. Sungguh, yang lebih dicintai Allah dari itu semua adalah hati-hati yang saleh (baik), dengannya Allah akan membangun bumi, dan tanpanya bumi akan dibiarkan hancur.” (Imam Ahmad bin Hanbal, al-Zuhd, Kairo: Dar al-Rayyan al-Turats, 1992, h. 119)
Kufah merupakan kota yang banyak melahirkan ulama yang berkompeten dalam bidang keislaman, seperti al-Kisa’i dan asy-Syaibani. Keduanya lahir pada abad kedua dan hidup pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid. Imam al-Kisa’i merupakan pakar gramatika Arab klan Kufah sekaligus sebagai salah satu imam qira’at sab’ah. Namanya sangat masyhur dan terkenal hingga mendunia setelah memenangkan debat terkait gramatika Arab dengan Imam Sibawaih.
Sebaik-baiknya orang belajar ialah yang mempunyai guru. Lalu gurunya itu mempunyai guru lagi dan terus tersambung (wushul) dengan guru-guru lainnya. Itulah yang dinamakan sanad keilmuan. Sanad keilmuan dari guru-guru yang jelas dan berakhlak mulia memastikan ilmu yang kita dapatkan telah melalui proses yang baik dan benar, tidak melalui proses yang instan sehingga ilmu tersebut layak diajarkan kepada orang lain.
Guru dari segala guru adalah Nabi Muhammad SAW, manusia pertama penerima wahyu Allah dari malaikat Jibril untuk manyampaikan risalah Islam. Lalu bagaimana ilmu-ilmu dari Allah diajarkan setelah Rasulullah wafat? Habib Luthfi dalam bukunya Secercah Tinta: Jalinan Cinta Seorang Hamba dengan Sang Pencipta (2012) menjelaskan bahwa pesan-pesan atau wahyu-wahyu Allah yang menjadi pedoman bagi umat manusia terangkum dalam Al-Qur’an yang diturunkan secara bertahap selama 22 tahun.
Kata-kata Bijak Gus Baha tentang Cinta dan Jodoh – Ulama ahli tafsir KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau sering disapa Gus Baha lahir pada 15 Maret 1970 di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Ia merupakan putra dari ulama bernama KH Nursalim Alhafidz. Saat ini ia menjadi pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA, Kragan, Narukan, Rembang.
Gus Baha secara pendidikan formal memang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi seperti kampus-kampus, namun murni produk pondok pesantren. Salah satu yang pernah menjadi tempat ngajinya yakni pesantren Al-Anwar Sarang, di bawah asuhan ulama besar yang bernama KH Maimoen Zubair.
Sekitar 21 hari sejak Pemerintah Indonesia mengumumkan kasus pertama Covid-19 pada 2 Maret 2020 lalu, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) memberikan Hizib Autad ciptaan Syekh Abdul Qadir Jailani untuk menangkal wabah.
Hizib Autad itu Gus Mus sampaikan lewat akun Instagram pribadinya @s.kakung pada 23 Maret 2020 lalu. Ia menulis sambil mendendangkan hizib yang dikenal dapat berfungsi sebagai perisai atau pelindung dari berbagai jenis bencana maupun bahaya itu. Selain dapat melancarkan rezeki, media berzikir, cepat mengabulkan doa, dan membuat hati lebih tenang.
Kyai Haji As’ad bin Humam lahir di Yogyakarta pada tahun 1933 M/1352 H. Beliau mengalami cacat fisik sejak remaja. Beliau terkena penyakit pengapuran tulang belakang, dan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta selama satu setengah tahun. Penyakit inilah yang dikemudian hari membuat KH. As’ad Humam tak mampu bergerak secara leluasa sepanjang hidupnya. Hal ini dikarenakan sekujur tubuhnya mengejang dan sulit untuk dibungkukkan. Dala m keseharian, sholatnya pun harus dilakukan dengan duduk lurus, tanpa bisa melakukan posisi ruku’ ataupun sujud. Bahkan untuk menengok pun harus membalikkan seluruh tubuhnya. Beliau juga bukan seorang akademisi atau kalangan terdidik lulusan Pesantren atau Sekolah Tinggi Islam, beliau hanya lulusan kelas 2 Madrasah Mu’alimin Muhammadiyah Yogyakarta (Setingkat SMP).
Husnudzan berarti sikap atau perilaku yang senantiasa berprasangka baik atau positive thinking. Lawan dari husnudzan adalah su'udzan yang berarti berprasangka buruk atau negative thinking.
Menurut istilah, husnudzan adalah kata hati yang menganggap bahwa orang lain atau pihak lain berperilaku baik. Dapat juga berarti sikap dan perilaku yang mengedepankan berprasangka baik kepada sesama atau keputusan Allah SWT yakni diterima sebagaimana adanya tanpa diiringi dugaan-dugaan yang tidak baik.
Ulama dan guru tarekat yang ‘alim dan wara’ di Banten. Nama lengkapnya adalah KH. Muhammad Dimyati bin Muhammad Amin al-Bantani yang biasa dipanggil dengan Abuya Dimyati, atau oleh kalangan santri Jawa akrab dipanggil “Mbah Dim”.
Lahir sekitar tahun 1925 dari pasangan H. Amin dan Hj. Ruqayah. Sejak kecil Abuya Dimyati sudah menampakkan kecerdasannya dan keshalihannya. Ia belajar dari satu pesantren ke pesantren lainnya, menjelajah tanah Jawa hingga ke Pulau Lombok demi memenuhi pundi-pundi keilmuannya.
(Imam) al-Fudhail bin ‘Iyadl berkata: Iblis berkata (kepada Allah): “Ya Tuhan(ku), makhluk(-Mu manusia) mencintai-Mu dan membenciku; (tapi mereka juga) bermaksiat kepada-Mu dan menaatiku.” Kemudian Allah subhanahu (wa ta’ala) berfirman: “Sungguh ketaatan mereka kepadamu akan Ku-ampuni sebab kebencian yang mereka miliki untukmu, dan sungguh kemaksiatan mereka kepada-Ku akan Ku-ampuni sebab cinta yang mereka miliki untuk-Ku.” (Imam Abu Hayyan al-Tauhidi, al-Bashâ’ir wa al-Dzakhâir, Beirut: Dar Shadir, 1988, juz 1, h. 196)
Marah menurut ilmu kejiwaan (psikologi) merupakan gejolak emosi yang diungkapkan dengan perbuatan atau ekspresi untuk memperoleh kepuasan. Ada sebagian orang menganggap bahwa dengan marah, dirinya tampak lebih berwibawa. Tentu saja anggapan ini sangat keliru. Umumnya pemarah justru menyebabkan orang-orang di sekitarnya menjauh, takut disakiti. Imam Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi dalam kitabnya, Arba’in Nawawi, hadits ke-16, menyampaikan riwayat dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anh, “Seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ‘Berilah aku nasihat.’ Beliau menjawab: ‘Jangan marah!’ Nabi mengulanginya beberapa kali, ‘Jangan marah’!” (HR al-Bukhari). Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad mengulang kata “jangan marah!” sebanyak tiga kali.
Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan membaca shalawat nabi. Anjuran untuk bershalawat dapat ditemukan dalam Al-Qur’an dan hadits. Anjuran membaca shalawat pertama sekali dapat ditemukan pada Surat Al-Ahzab ayat 56:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya, "Sungguh Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk nabi.
KH Ahmad Umar bin Abdul Mannan (1916-1980) adalah pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Solo, Jawa Tengah. Beliau memiliki beberapa karya tulis, di antaranya adalah sebuah syiir berupa wasiat-wasiat dalam bahasa Jawa yang ditulis sebelum beliau wafat pada tahun 1980. Karya ini dengan judul “Shalawat Wasiat” pada saat sekarang telah dikenal luas, khususnya di Jawa Tengah, yang tediri dari tujuh bait.
Al-Qur’an memerintahkan umat Islam untuk berpegang pada tali Allah dan tali manusia. Al-Qur’an meminta agar kita tidak bercerai-berai. Perintah ini bukan perintah main-main. Perintah Al-Qur’an tersebut menjadi perintah luar biasa.
Ahli hadits Ibnu Hajar As-Asqalani (773-852 H) meriwayatkan sebuah hadits nabi yang menyebutkan sepuluh jenis orang yang shalatnya tidak diterima Allah SWT. Hadits tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Syekh Nawawi Banten dalam karyanya, Nasha’ihul Ibad, halaman 70.
Diskusi dengan metode debat yang baik dan benar adalah sebuah jalur dakwah yang dibenarkan oleh agama Islam. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur’an:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ…ـ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik….” (QS An-Nahl: 125).
Allah menganjurkan hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya. Allah berjanji untuk mengabulkan doa mereka. Dalam beberapa ayat dalam Al-Qur'an, Allah memerintahkan mereka untuk mengajukan permohonan
Assalamu ‘alaikum wr. wb. Redaksi beritakita yang terhormat, izin bertanya, bagaimana hukumnya jika seseorang yang hendak melaksanakan shalat, setelah berwudhu dan kondisi kakinya basah, kemudian melewati atau menginjak lantai yang kering tetapi di lantai tersebut ada najis yang bersifat hukmiyyah (secara ainiyyah sudah tidak ada). Apakah kaki orang tersebut menjadi terkena najis atau tidak? Terima kasih.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله رب العالمين اللهم صل وسلم على سيدنا ومولانا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين أما بعد
Hari ini tahun keempat Keluarga Besar Nahdlatul Ulama dan seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Santri. Setelah sebelumnya peran kaum santri diakui negara melalui Kepres No. 22 Tahun 2015 tentang Penetapan Tanggal 22 Oktober sebagai HARI SANTRI, tahun ini kaum santri kembali mendapat penguatan negara melalui pengesahaan UU Pesantren.
Seorang ibu setengah baya - sebut saja Ibu Rina - baru-baru ini bercerita bahwa ia tidak jadi dioperasi oleh dokter kandungan setelah mengamalkan banyak membaca istighfar dan meminta maaf kepada orang-orang di sekitarnya. Hal itu sebagaimana ia kisahkan secara singkat sebagai pengalaman pribadi lewat akun Facebooknya. Tulisan ini merupakan penceritaan ulang dengan berbagai modifikasi atas izinnya. Ibu Rina adalah seorang pembaca setia NU Online.
Bulan Shafar adalah bulan kedua dalam penanggalan hijriyah Islam. Sebagaimana bulan lainnya, ia merupakan bulan dari bulan-bulan Allah yang tidak memiliki kehendak dan berjalan sesuai dengan apa yang Allah ciptakan untuknya. Masyarakat jahiliyah kuno, termasuk bangsa Arab, sering mengatakan bahwa bulan Shafar adalah bulan sial. Tasa'um (anggapan sial) ini telah terkenal pada umat jahiliah dan sisa-sisanya masih ada di kalangkan muslimin hingga saat ini.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj membuka secara resmi kegiatan Bahtsul Masail ‘Masailul Fiqhiyah Disabilitas Mental’ yang diselenggarakan Lembaga Bahtsul Masa’il PBNU (LBM PBNU) secara virtual, Kamis (8/10). Dalam kesempatan itu, Kiai asal Kempek, Cirebon, Jawa Barat ini mengungkap cara mengurai masalah dalam ajaran Islam sebagai respons dari setiap perkara yang terjadi di masyarakat. Menurut Kiai Said, kegiatan bahtsul masa’il yang dilakukan LBM PBNU merupakan salah satu cara yang tepat mengurai masalah berdasarkan al-Qur’an.
Rasulullah juga bersabda, ”Sungguh doa itu pedang (senjata) orang mukmin” (HR Abû Ya‘lâ). Oleh karena itu, Syekh Muhammad ‘Alî As-Sâyis dalam kitabnya Tafsîr Âyâtil Ahkâm (Kairo, Muassasat al-Mukhtar: 2001, juz I, halaman 79), menegaskan pandangan ulama bahwa ”Doa itu tingkatan terpenting dalam ‘ubûdiyyah (ketaatan kepada Sang Khaliq).” Selanjutnya, begitu pentingnya doa itu, Islam telah mengajarkan tuntunan berdoa, baik doa yang berkaitan dengan aktifitas individu sehari-hari, untuk diri sendiri dan/atau keluarga, dan doa yang diperuntukkan bagi orang lain, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia. '