Pengerjaan Proyek Betonisasi Jalan Saat Cuaca Ekstrim, Pengamat Kontruksi: Dapat Menyebabkan Korosi dan Keretakan
BOGOR. Beritakita.id,- Cuaca ekstrim seperti panas terik lalu hujan deras disertai badai (angin kencang) dan guntur yang melanda Kabupaten Bogor akhir-akhir ini sangat mempengaruhi hasil dari berbagai kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan, terutama yang berkegiatan di luar ruangan seperti pengerjaan proyek jalan berupa betonisasi.
Dari pantauan awak media di beberapa lokasi proyek betonisasi jalan di Kabupaten Bogor TA. 2024 semuanya terdapat retakan pada rigid (beton) yang sudah selesai dikerjakan, seperti pada proyek rekontruksi jalan Ciapus - Sukamantri, Kecamatan Tamansari, begitu juga pada proyek jalan Siaga - Pangrango, Kecamatan Karadenan, proyek rekronstuksi jalan Tunggilis - Situ Sari, Kecamatan Cileungsi, dan banyak juga proyek betonisasi jalan yang retak setelah selesai dikerjakan pada proyek anggaran dana desa (DD) maupun dari program Samisade yang sekarang sudah berganti nama menjadi bantuan keuangan (Bankeu).
Dikutip dari laman artikel novotest.id, analisis dampak cuaca ekstrim seperti badai, angin kencang, dan banjir terhadap keandalan struktur beton dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan.
Beton adalah bahan konstruksi yang sangat kuat dan tahan lama, tetapi tidak selalu tahan terhadap cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem dapat mempengaruhi kekuatan beton, membuatnya rentan terhadap keretakan, korosi, dan bahkan kegagalan struktural.
Langkah-langkah Perbaikan
Self-Healing Concrete merupakan teknologi yang dapat memperbaiki kerusakan pada beton secara otomatis. Teknologi ini menggunakan mikrokapsul yang diisi dengan bahan tambahan untuk memperbaiki kerusakan pada beton, seperti retak atau bahkan lubang.
Selain itu, penggunaan teknologi terbaru seperti Internet of Things (IoT) dan Sensor juga dapat membantu mengatasi dampak cuaca ekstrim pada beton. IoT dapat digunakan untuk memantau kondisi lingkungan, seperti kelembaban dan suhu, yang dapat mempengaruhi beton. Sensor dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada beton, sehingga pemeliharaan dapat dilakukan lebih awal sebelum kerusakan bertambah parah.
Sementara itu, Pengamat Kontruksi Gus Achmad saat dimintai tanggapan melalui sambungan telepon terkait pengaruh cuaca ekstrim pada proyek betonisasi jalan mengatakan dengan membenarkan bahwa cuaca ekstrim dapat mengakibatkan korosi dan keretakan.
"Tidak stabilnya suhu saat cuaca ekstrim dalam pengerjaan betonisasi jalan pastinya dapat menyebabkan korosi dan keretakan pada beton. Untuk meminimalisir kerusakan yang signifikan, penyedia jasa dapat melakukan pelembaban suhu dengan cara menyelimuti beton yang baru tergelar dengan menggunakan geo tekstil," ujar Gus Achmad mengakhiri, Kamis 15 November 2024. (Bb)